Nama :
Vitha Apriliana Lontaan
Nim :
14111101078
Kelas :
Administrasi Kebijakan Kesehatan
Mata Kuliah :
Ekonomi Kesehatan
EKONOMI DAN
KESEHATAN
1.
LATAR
BELAKANG
Ilmu ekonomi oleh Samuelson diberi batasan sebagai
suatu studi tentang bagaimana manusia dan masyarakat melakukan pilihan dengan
atau tanpa menggunakan sarana uang untuk memanfaatkan sumberdaya yang langka
dalam menghasilkan berbagai barang dan jasa dan mendistribusikan diantara
mereka bagi keperluan konsumsi, pada saat ini atau dimasa mendatang, diantara
berbagai manusia dan kelompok yang ada di masyarakat. Ilmu ini juga
menganalisis biaya-biaya dan manfaat dari membaiknya pola alokasi sumber daya
(Samuelson, 1976).
Dalam batas ini terdapat beberapa isu pokok. Namun
demikian ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu bahwa illmu ekonomi
merupakan suatu disiplin ilmu. Ilmu ekonomi merupakan suatu kesatuan pemikiran
Ekonomi kesehatan adalah disiplin ilmu ekonomi yang
diterapkan kepada topik-topik kesehatan. Dengan demikian apa yang dilakukan leh
para ekonom dalam memberikan penjalasan kepada para dokter, tenaga mendis
selain dokter, pasien, politisi dan para pengambil keputusan bidang kesehatan
lainnya yang terutama ialah mencoba untuk mengubah pola piker mereka. Dalam hal
ini ekonom tidak ingin mengklaim bahwa cara berpikir selalu superior.
2.
PEMBAHASAN
Bila dalam pelayanan kesehatan cenderung
menggunakkan teknologi canggih yang mahal akan terjadi ketimpangan antara
ability to pay dan willingness to pay masyarakat yang akan menggunakannya. Persoalan
peranan harga dan balas jasa kepada tenaga medis dan sebagainya tak lain merupakan
persoalan ekonomi juga. Dengan demikian isu tentang choice relevan untuk di
terapkan pada masalah pelayanan kesehatan beberapa sumber daya masyarakat yang
langkah itu harus di alokasikan ke pelayanan kesehatan.
Perlu diingat bahwa tentunya hanya dengan
ilmu ekonomi saja tidak mungkin bisa menjawab dengan tuntas pertanyaan atau
persoalan pelayanan kesehatan. Ilmu ekonomi juga tidak ingin mengklaim dirinya
menjadi ilmu yang paling ampuh bagi penyelesaian persoalan hidup manusia. Oleh
karena itu ada dua hal penting yang bisa ditarik dari keadaan tersebut, yang
pertama, kehadiran ilmu ekonomi sebagai way of thinking nampaknya sering dapat
memberikan jalan keluar bagi banyak persoalan kehidupan manusia, bahkan
barangkali lebih banyak dari yang diperkirakan oleh para ahli di luar bidang
ekonomi. Yang kedua, kehadiran ilmu ekonomi bisa memberikan alternatif
pemecahan masalah dibandingkan bila ilmu ekonomi tidak berperan sama sekali
dalam proses tersebut.
Dari pengertian itu pulalah maka konsep tentang opportunity cost menjadi bagian pokok dari
ilmu ekonomi. Opportunity cost mengandung pengertian tentang pengorbanan.
Dengan menyadari bahwa sumber daya ekonomi yang tersedia terbatas, maka
mengalokasian sumber tersebut pada suatu jenis kegiatan yang akan menyebabkan
hilangnya manfaat untuk menggunakkan sumber tadi pada kegiatan lainnya.
Misalnya, seseorang menentukan bahwa pada jam ini (waktu sebagai daya sumber
yang terbatas) digunakan untuk menghadiri seminar perkotaan di tempat A, maka
dia kehilangan manfaat (dari menggunakan waktunya) untuk menghadiri seminar.
Bila suatu rumah sakit menentukan bahwa 10% dari anggarannya dialokasikan untuk
membeli ‘dental unit’, maka rumah sakit tersebut kehilangan kesempatan untuk
menggunakan dana tersebut untuk membeli perlengkapan lainnya.
Konsep
opportunity cost mendoroong kita untuk meletakan nilai monoter kepada
‘biaya’. Dengan demikian, mengambil contoh lagi masalah penggunaan waktu
diatas, maka opportunity cost yang timbul bisa diukur dari beberapa kemungkinan
honor atau insentif yang hilang karna
tidak dapat menghadiri seminar di tempat lain.
Dengan demikian, di setiap kehidupan kita
masing-masing walaupun tidak hanya semua dilakukan dengan sadar, kita
senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dari penggunaan sumber daya apa
saja yang kita miliki. Disinilah lahir dasar pengertian tentang efesiensi;
yaitu memperoleh yang maksimal dari sumber daya yang ada.
A.
Masalah
permintaan dan penawaaran di pasar
Operasi pasar pelayanan kesehatan agak berbeda dengan
pasar-pasar yang lain.sebelum membicarakan pasar pelayanan kesehatan, ada
baiknya untuk menengok secara singkat operasi pasar pada umumnya. Dari
kenyataan bahwa sumber daya itu langkah sedangkan keinginan manusia tak
terbatas, membentuk landasan penting bagi konsep penawaran dan permintaan.
Permintaan merupakan kemauan konsumen membayar berbagi barang dan jasa yang di
konsumsinya. Penwaran, berkaitan dengan sisi produksi, yaitu bagamana biaya
faktor-faktor produksi dan harga produk itu berpengaruh terhad ap barang yang
di tawarkan. Ide-ide tersebut masih relevan untuk membahas persoalan yang
berkaitan denga pelayanan kesehtan, meskipun nantinya apa yang di kemukakan
agak sederhana.
Sebagai konsumen kita memiliki berbagai keinganan
terhadap barang dan jasa. Kalua hal tersebut dengan kondisi pendapat kita yang
terbatas maka akan di peroleh pengertian tentang permintaan konsumen atau willingness to pay. Di dalma fungsi
permintaan diasumsukan bahwa orang yang memberikan nilai kepadan barang dan
jasa yang membawa manfaat saja disini secara implisif di anggap bahwa orang
tersebut ketika melakukan penilaian memiliki pengetahuan yang baik dan
sekaligus juga berada pada tempat yang tepat. Ide ini yang mendasari pengertian
consumer sovereignty, yang menyatakan
bahwa konsumen seharusnya soverign di pasar.
Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara harga dan
jumlah barang yang di minta dengan mengaggap pendapatan, harga barang lain dan
selera adalah konstan. Pada umumnya fungsi permintaan itu sedemikian rupa
adanya sehingga tercermin dari kurvanya yang menurun dari kiri atas ke kanan
bawah. Dari keadaan tersebut terlihat bahwa bila harga menurun maka jumlah
barang yang di minta akan meningkat.
Permintaan mengasumsikan bahwa orang yang paling tepat
untuk menilai suatu barang maupun jasa adalah mereka yang akan memperoleh manfaat
dari barang tersebut (dalam hal ini ialah konsumen).
Fungsi permintaan juga mengasumsikan bahwa konsumen
tersebut adalah mereka yang paling baik informasinya tentang barang dan jasa
yang akan dia konsumsi sehingga dialah orang paling tepat untuk memberikan
penilaian. Dengan dasar pengertian inilah lahir landasan penting mengenai
consumer souvereignty, yaitu suatu pandangan bahwa konsumen seharusnya
mempunyai kebebasan di sisi permintaan dari pasar (yang dalam istilah ekonomi
akan terdiri dari permintaan dan penawaran itu).
Kurva permintaan menunjukan hubungan antara harga
barang dengan jumlah batrang yang diminta (dengan pengertian bahwa pendapatan,
harga barang lain dan taste dianggap konstan). Secara umum kurva permintaan ini
akan menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang menunjukan bahwa dengan
menurunnya harga maka barang yang di minta akan lebih banyak. Yang
melatarbelakangi permintaan ini adalah konsep utility, yaitu suatu jargon
ekonomi untuk menyatakan kepuasan.
B.
Masalah
Penilaian Ekonomi
Para ekonom mempunyai perhatian yang besar mengenai
perhitungan biaya dan manfaat, baik yang berkaitan dengan persoalan pelayanan
kesehatan maupun bidang lain yang tidak dapat dimasuki oleh ilmu ekonomi
(Williams 1979). Tentunya juga akan keliru bila mengatakan bahwa ilmu ekonomi
kesehatan akan menganggap analisis biaya manfaat untuk kesehatan dengan
analisis biaya-manfaat untuk pelayanan kesehatan. Sementara itu dari semua
teknik ekonomi yang ada, penilaian ekonomi (economic appraisal) mungkin
merupakan teknik yang paling relevan digunakan oleh mereka yang terlibat dalam
kegiatan tersebut. Cost benefit approach (CBA) atau biasanya dikenal dengan
economic appraisal, sudah umum dikenal di lingkungan pelayanan kesehatan.
Di bidang pelayanan kesehatan pengertian tentang
analisis biaya manfaat sangat kurang. Dalam membicarakan masalah kesehatan,
kita tidak hanya mempersoalkan pelayanan kesehatan saja, melainkan akan
berkaitan dengan kesejahteraan seluruh masyarakat. Karena para ekonom tentu
akan menganggap terlalu sederhana bila pengertian membaiknya pelayanan
kesehatan semata-mata hanya diartikan sebagai pengaruh-pengaruh kesehatan
terhadap pasien saja.
Banyak kesulitan untuk mengukur dan menilai sisi
manfaat dari program kesehatan. Dalam hal pelayanan kesehatan, apakah konsumen
merupakan pihak yang terbaik untuk memberi kesempatan melakukan penilaian
tentang konsumsi pelayanan kesehatan mereka sendiri ? tentunya sebagian besar
dari kita lebih menyetujui bahwa dokterlah yang paling menguasai pengetahuan
itu. Perlu dicatatat bahwa hal ini merupakan sebagian alasan mengapa pelayanan
kesehatan itu pada umumnya tidak tersedia di pasar yang tidak punya peraturan.
Itu berarti kita harus menyerahkan keputusan tentang masalah yang sangat
penting bagi kehidupan ini.
3.
KESIMPULAN
Ekonomi kesehatan adalah disiplin ilmu ekonomi yang
diterapkan kepada topik-topik kesehatan. Persoalan peranan harga dan balas jasa
kepada tenaga medis dan sebagainya tak lain merupakan persoalan ekonomi juga.
Dengan demikian isu tentang choice relevan untuk di terapkan pada masalah
pelayanan kesehatan beberapa sumber daya masyarakat yang langkah itu harus di
alokasikan ke pelayanan kesehatan. Sebagai konsumen kita memiliki berbagai
keinganan terhadap barang dan jasa. Yang melatarbelakangi permintaan ini adalah
konsep utility, yaitu suatu bidang ekonomi dalam menyatakan kepuasan. Dari
semua teknik ekonomi yang ada, penilaian ekonomi (economic appraisal) mungkin
merupakan teknik yang paling relevan digunakan oleh mereka yang terlibat dalam
kegiatan tersebut. Cost benefit approach (CBA) atau biasanya dikenal dengan
economic appraisal, sudah umum dikenal di lingkungan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Samuelson, P.A
(1979), Economic 11th
ed.Mc. Graw Hill, New York
Tjiptoherijanto,
Prijono (2008), Ekonomi Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar