Selasa, 22 November 2016

Nama              : Vitha Apriliana Lontaan
Nim                 : 14111101078
Kelas              : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Mata Kuliah  : Ekonomi Kesehatan


EKONOMI DAN KESEHATAN

1.      LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi oleh Samuelson diberi batasan sebagai suatu studi tentang bagaimana manusia dan masyarakat melakukan pilihan dengan atau tanpa menggunakan sarana uang untuk memanfaatkan sumberdaya yang langka dalam menghasilkan berbagai barang dan jasa dan mendistribusikan diantara mereka bagi keperluan konsumsi, pada saat ini atau dimasa mendatang, diantara berbagai manusia dan kelompok yang ada di masyarakat. Ilmu ini juga menganalisis biaya-biaya dan manfaat dari membaiknya pola alokasi sumber daya (Samuelson, 1976).
Dalam batas ini terdapat beberapa isu pokok. Namun demikian ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu bahwa illmu ekonomi merupakan suatu disiplin ilmu. Ilmu ekonomi merupakan suatu kesatuan pemikiran
Ekonomi kesehatan adalah disiplin ilmu ekonomi yang diterapkan kepada topik-topik kesehatan. Dengan demikian apa yang dilakukan leh para ekonom dalam memberikan penjalasan kepada para dokter, tenaga mendis selain dokter, pasien, politisi dan para pengambil keputusan bidang kesehatan lainnya yang terutama ialah mencoba untuk mengubah pola piker mereka. Dalam hal ini ekonom tidak ingin mengklaim bahwa cara berpikir selalu superior.

2.      PEMBAHASAN
Bila dalam pelayanan kesehatan cenderung menggunakkan teknologi canggih yang mahal akan terjadi ketimpangan antara ability to pay dan willingness to pay masyarakat yang akan menggunakannya. Persoalan peranan harga dan balas jasa kepada tenaga medis dan sebagainya tak lain merupakan persoalan ekonomi juga. Dengan demikian isu tentang choice relevan untuk di terapkan pada masalah pelayanan kesehatan beberapa sumber daya masyarakat yang langkah itu harus di alokasikan ke pelayanan kesehatan.
Perlu diingat bahwa tentunya hanya dengan ilmu ekonomi saja tidak mungkin bisa menjawab dengan tuntas pertanyaan atau persoalan pelayanan kesehatan. Ilmu ekonomi juga tidak ingin mengklaim dirinya menjadi ilmu yang paling ampuh bagi penyelesaian persoalan hidup manusia. Oleh karena itu ada dua hal penting yang bisa ditarik dari keadaan tersebut, yang pertama, kehadiran ilmu ekonomi sebagai way of thinking nampaknya sering dapat memberikan jalan keluar bagi banyak persoalan kehidupan manusia, bahkan barangkali lebih banyak dari yang diperkirakan oleh para ahli di luar bidang ekonomi. Yang kedua, kehadiran ilmu ekonomi bisa memberikan alternatif pemecahan masalah dibandingkan bila ilmu ekonomi tidak berperan sama sekali dalam proses tersebut.
Dari pengertian itu pulalah maka konsep tentang  opportunity cost menjadi bagian pokok dari ilmu ekonomi. Opportunity cost mengandung pengertian tentang pengorbanan. Dengan menyadari bahwa sumber daya ekonomi yang tersedia terbatas, maka mengalokasian sumber tersebut pada suatu jenis kegiatan yang akan menyebabkan hilangnya manfaat untuk menggunakkan sumber tadi pada kegiatan lainnya. Misalnya, seseorang menentukan bahwa pada jam ini (waktu sebagai daya sumber yang terbatas) digunakan untuk menghadiri seminar perkotaan di tempat A, maka dia kehilangan manfaat (dari menggunakan waktunya) untuk menghadiri seminar. Bila suatu rumah sakit menentukan bahwa 10% dari anggarannya dialokasikan untuk membeli ‘dental unit’, maka rumah sakit tersebut kehilangan kesempatan untuk menggunakan dana tersebut untuk membeli perlengkapan lainnya.
Konsep  opportunity cost mendoroong kita untuk meletakan nilai monoter kepada ‘biaya’. Dengan demikian, mengambil contoh lagi masalah penggunaan waktu diatas, maka opportunity cost yang timbul bisa diukur dari beberapa kemungkinan honor  atau insentif yang hilang karna tidak dapat menghadiri seminar di tempat lain.
Dengan demikian, di setiap kehidupan kita masing-masing walaupun tidak hanya semua dilakukan dengan sadar, kita senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dari penggunaan sumber daya apa saja yang kita miliki. Disinilah lahir dasar pengertian tentang efesiensi; yaitu memperoleh yang maksimal dari sumber daya yang ada.

A.                Masalah permintaan dan penawaaran di pasar
Operasi pasar pelayanan kesehatan agak berbeda dengan pasar-pasar yang lain.sebelum membicarakan pasar pelayanan kesehatan, ada baiknya untuk menengok secara singkat operasi pasar pada umumnya. Dari kenyataan bahwa sumber daya itu langkah sedangkan keinginan manusia tak terbatas, membentuk landasan penting bagi konsep penawaran dan permintaan. Permintaan merupakan kemauan konsumen membayar berbagi barang dan jasa yang di konsumsinya. Penwaran, berkaitan dengan sisi produksi, yaitu bagamana biaya faktor-faktor produksi dan harga produk itu berpengaruh terhad ap barang yang di tawarkan. Ide-ide tersebut masih relevan untuk membahas persoalan yang berkaitan denga pelayanan kesehtan, meskipun nantinya apa yang di kemukakan agak sederhana.
Sebagai konsumen kita memiliki berbagai keinganan terhadap barang dan jasa. Kalua hal tersebut dengan kondisi pendapat kita yang terbatas maka akan di peroleh pengertian tentang permintaan konsumen atau  willingness to pay. Di dalma fungsi permintaan diasumsukan bahwa orang yang memberikan nilai kepadan barang dan jasa yang membawa manfaat saja disini secara implisif di anggap bahwa orang tersebut ketika melakukan penilaian memiliki pengetahuan yang baik dan sekaligus juga berada pada tempat yang tepat. Ide ini yang mendasari pengertian consumer sovereignty,  yang menyatakan bahwa konsumen seharusnya soverign di pasar.
Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara harga dan jumlah barang yang di minta dengan mengaggap pendapatan, harga barang lain dan selera adalah konstan. Pada umumnya fungsi permintaan itu sedemikian rupa adanya sehingga tercermin dari kurvanya yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dari keadaan tersebut terlihat bahwa bila harga menurun maka jumlah barang yang di minta akan meningkat.
Permintaan mengasumsikan bahwa orang yang paling tepat untuk menilai suatu barang maupun jasa adalah mereka yang akan memperoleh manfaat dari barang tersebut (dalam hal ini ialah konsumen).
Fungsi permintaan juga mengasumsikan bahwa konsumen tersebut adalah mereka yang paling baik informasinya tentang barang dan jasa yang akan dia konsumsi sehingga dialah orang paling tepat untuk memberikan penilaian. Dengan dasar pengertian inilah lahir landasan penting mengenai consumer souvereignty, yaitu suatu pandangan bahwa konsumen seharusnya mempunyai kebebasan di sisi permintaan dari pasar (yang dalam istilah ekonomi akan terdiri dari permintaan dan penawaran itu).
Kurva permintaan menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah batrang yang diminta (dengan pengertian bahwa pendapatan, harga barang lain dan taste dianggap konstan). Secara umum kurva permintaan ini akan menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang menunjukan bahwa dengan menurunnya harga maka barang yang di minta akan lebih banyak. Yang melatarbelakangi permintaan ini adalah konsep utility, yaitu suatu jargon ekonomi untuk menyatakan kepuasan.

B.                Masalah Penilaian Ekonomi
Para ekonom mempunyai perhatian yang besar mengenai perhitungan biaya dan manfaat, baik yang berkaitan dengan persoalan pelayanan kesehatan maupun bidang lain yang tidak dapat dimasuki oleh ilmu ekonomi (Williams 1979). Tentunya juga akan keliru bila mengatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan akan menganggap analisis biaya manfaat untuk kesehatan dengan analisis biaya-manfaat untuk pelayanan kesehatan. Sementara itu dari semua teknik ekonomi yang ada, penilaian ekonomi (economic appraisal) mungkin merupakan teknik yang paling relevan digunakan oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Cost benefit approach (CBA) atau biasanya dikenal dengan economic appraisal, sudah umum dikenal di lingkungan pelayanan kesehatan.
Di bidang pelayanan kesehatan pengertian tentang analisis biaya manfaat sangat kurang. Dalam membicarakan masalah kesehatan, kita tidak hanya mempersoalkan pelayanan kesehatan saja, melainkan akan berkaitan dengan kesejahteraan seluruh masyarakat. Karena para ekonom tentu akan menganggap terlalu sederhana bila pengertian membaiknya pelayanan kesehatan semata-mata hanya diartikan sebagai pengaruh-pengaruh kesehatan terhadap pasien saja.
Banyak kesulitan untuk mengukur dan menilai sisi manfaat dari program kesehatan. Dalam hal pelayanan kesehatan, apakah konsumen merupakan pihak yang terbaik untuk memberi kesempatan melakukan penilaian tentang konsumsi pelayanan kesehatan mereka sendiri ? tentunya sebagian besar dari kita lebih menyetujui bahwa dokterlah yang paling menguasai pengetahuan itu. Perlu dicatatat bahwa hal ini merupakan sebagian alasan mengapa pelayanan kesehatan itu pada umumnya tidak tersedia di pasar yang tidak punya peraturan. Itu berarti kita harus menyerahkan keputusan tentang masalah yang sangat penting bagi kehidupan ini.


3.      KESIMPULAN
Ekonomi kesehatan adalah disiplin ilmu ekonomi yang diterapkan kepada topik-topik kesehatan. Persoalan peranan harga dan balas jasa kepada tenaga medis dan sebagainya tak lain merupakan persoalan ekonomi juga. Dengan demikian isu tentang choice relevan untuk di terapkan pada masalah pelayanan kesehatan beberapa sumber daya masyarakat yang langkah itu harus di alokasikan ke pelayanan kesehatan. Sebagai konsumen kita memiliki berbagai keinganan terhadap barang dan jasa. Yang melatarbelakangi permintaan ini adalah konsep utility, yaitu suatu bidang ekonomi dalam menyatakan kepuasan. Dari semua teknik ekonomi yang ada, penilaian ekonomi (economic appraisal) mungkin merupakan teknik yang paling relevan digunakan oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Cost benefit approach (CBA) atau biasanya dikenal dengan economic appraisal, sudah umum dikenal di lingkungan pelayanan kesehatan.

  


DAFTAR PUSTAKA

Samuelson, P.A (1979), Economic 11th ed.Mc. Graw Hill, New York

Tjiptoherijanto, Prijono (2008), Ekonomi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar