Nama :
Vitha A.Lontaan
Nim :
14111101078
Kelas :
Administrasi Kebijakan Kesehatan
EKONOMI KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN
1.
PENDAHULUAN
Dalam ekonomi
kesehatan dan pembangunan sangat penting untuk membahas masalah yang berkaitan
antara pembangunan kesehatan dengan pembangunan ekonomi. Serta masalah
pembiayaan pembangunan kesehatan dan penyusunan anggaran kesehatan juga
persoalan pencatatan mata anggaran kesehatan. Peranan kesehatan terhadap
kualitas sumber daya manusia sangat penting dalam pembangunan perekonomian.
Pengaruh kesehatan terhadap pembangunan ekonomi diawali dengan berbagai bentuk
peranan perbaikan gizi dan program kesehatan terhadap peningkatan
produktivitas. Dengan adanya peningkatan produktivitas ini pada gilirannya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peranan pembangunan ekonomi terhadap
peningkatan derajad kesehatan memperoleh dua hasil. Yang pertama, dari bukti
empiris terlihat bahwa pembangunan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap
penurunan tingkat kematian bayi atau IMR. Yang kedua, penurunan IMR pada
gilirannya akan membawa akibat adanya peningkatan jumlah penduduk yang belum
tentu akan berdampak positif terhadap proses pembangunan ekonomi selanjutnya.
Negara Indonesia luasnya hamper dua
juta km2, yang terdiri dari 18.000 pulau. Terdapat lima pulau yang
besar yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimat, Sulawesi dan Irian Jaya dengan secara
keseluruhan kepadatan penduduk yang distribusinya tidak merata. Data kasus
kesehatan pada dekade terakhir menyebutkan tentang naiknya angka harapan hidup
dan angka kematian bayi (IMR) menurun walaupun berbeda-beda di antara daerah
kota-kota dan propinsi. Secara keseluruhan pola penyakit tidak berubah walaupun
masalah kesehatan sehubungan dengan masalah urbanisasi dan industriliasi dalam
keadaan meningkat. Sejak tshun 1985 dengan menurunnya harga minyak yang
merupakan komoditi ekspor ekonomi dan keuangan yang sulit. Mengingat
penghasilan minyak dan pinjaman internasional serta grand telah diizinkan untuk
disusun, termasuk sektor kesehatan, penurunan dalam penghasilan membuat
sukarnya medukung infrastruktur dengan memuaskan.melalui proyek pembelanjaan
sektor kesehatan, aka nada beberapa percobaan dengan membayar di muka
(prepaid), dalam bentuk organisasi dana sosial kesehatan melalui dana sehat.
Melalui asuransi kesehatan dengan menyediakan perawatan primer melalui
fasilitas setempat penyedia lokal dan pusat kesehatan serta penyediaan
perawatan sekunder oleh rumah sakit kabupaten.
Dalam sistem kesehatan nasional
difungsikan untuk membantu meningkatkan penyelenggaraan pembangunan kesehatan
khususnya pembangunan social. Tujuan pembangunan pembangunan nasional bidang
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajad kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah
satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
2.
PEMBAHASAN
A. Ekonomi
Kesehatan dan Pembangunan
Produk Domestik
Bruto (PDB atau GNP) merupakan ukuran umum yang dipakai untuk mengukur nilai
dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian.
Pertumbuhan GNP dapat terjadi baik, karena nilai dari pada apa yang dihasilkan
tersebut menungkat. Salah satu kesuluan dalam pengukuran memakai GNP karena
penekanan diberikan hanya kepada aspek kualitas daripada barang-barang dan
jasa-jasa yang dihasilkan. Sementara program-program di bidang kesehatan dan
pendidikan lebih berhubungan dengan peningkatan kualitas dari sumber daya
manusia. GNP merupakan ukuran keadaan ekonomi suatu negara, khusunya yang
menyangkut kemajuan ekonominya. Oleh karena itu, semakin tinggi GNP suatu
negara akan semakin terpenuhi kebutuhan dasar dalam negara tersebut. Sekitar
20% dari pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat disebabkan oleh perbaikan dalam
tingkat pendidikan. Sementara itu kesehatan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
melalui beberapa cara, misalnya perbaikan kesehatan seseorang akan
menyebabkan pertambahan dalam
partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan
dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi,
ataupun perbaikan kesehatan meyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa
tingkat partisipasi angkatan kerja. (Schultz 1960 dan Denison 1962)
Salah satu factor
yang mempengaruhi produktifitas sumber daya manusia terletak pada keadaan
kesehatannya sendiri. Rendahya tingkt gizi dan kalori bagi penduduk usia muda
di peesaan akan menghasilkan pekerja-pekerja yang kurang produktif dengan
tingkat mental yang agak terkebelakang. Pada kelanjutannya, hal ini akan
menyebabkan produktifitas yang krang tinggi dan mengakibatkan tingkat output
yang rendah.
a.
Sumbangan
Sektor Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Timbulnya
kekurangan gizi serta derajat kesehatan masyarakat erat hubungannya dengan
gizi. Dan juga derajat kesehatan masyarakat erat hubungannya dengan kemiskinan,
sehingga sangat dimungkinkan apabila derajad kesehatan diperbaiki, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi akan dinikmati. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sebuah barang tentu disebabkan pula oleh semakin produktif sumber daya manusia,
yang merupakan masuka bagi perkembangan perekonomian tersebut. Perbaikan dalam
status gizi akan menurunkan tingkat kematian dan kesakitan, khusunya bagi
penduduk usia kerja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang sedan
gmelakukan kegiatan kerja.
Perbaikan dalam
gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan efisiensi kerja melalui
peningkatan kemampuan individualnya. Pengaruh dari program kesehatan serta gizi
terhadap penduduk usia muda akan terlihat pada peningkatan GNP di masa depan,
yang terjadi sebagai akibat perubahan-perubahan dalam pendidikan. Penurunan
dalam morbiditas dan mortalitas akan meningkatkan kehadiran dan hasil (performance)
di dalam lembaga-lembaga pendidikan. Sedangkan program-program gizi dan
kesehatan juga akan mempengaruhi GNP melalui pertumbuhan gizi dan kesehatan
juga akan mempengaruhi GNP melalui pertumbuhan ekonomi, yakni dengan
bertambahnya tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan. Namun akibat negative
dari pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap perkembangan GNP tersebut
mendapat perhatian banyak peneliti. Pda umumnya mereka ingin melihat hubungan
antara banyaknya kalori yang dikonsumsi, tingkatpendidikan, dan laju
pertumbuhan ekonomi.
Rendahnya tingkat nutrisi dan gizi akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara berkembang. Pentingnya peningkatan
kesehatan anak-anak yang diharapkan dapat meningkan pendidikan mereka. Hal ini
sangat penting, karena pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam
meningkatkan pendidikan mereka dalam peningkatan konsumsi kalori. Dengan
pendidikan yang terarah dapat ditanamkan pentingnya hidup sehat sejak dini.
Gaya hidup sehat ini yang kelanjutannya akan menentukan kemampuan mental serta
fisik dalam menuntut pendidikan yang lebih tinggi. Jadi, untuk mendapatkan
bibit unggul dala dunia pendidikan, tingkat kecukupn gizi dan kalori selama
umur balita haruslah diperhatikan (CorreanCummins 1970).
b.
Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi Pada Derajat Kesehatan
Peningkatan GNP
akan membawa pengaruh pada penurunan tingkat kesakitan dan tingkat kematian
serta perbaikan dalam status gizi, baik bagi masyarakat secara keseluruhan
maupun individu tertentu. Menghubungkan laju pertumbuhan ekonimo semata-mata
dengan pembangunan sektor kesehatan harus berhati-hati. Masih banyak faktor
lain yang mempengaruhi derajat kesehatan. Mungkin bukan pertumbuhan yang
terpenting, tetapi distribusi dari pendapatan atau kekayaan menurut
golongan-golongan ekonomi di masyarakat, yang lebih relevan untuk melihat
pengaruhnya terhadap pembangunan sektor kesehatan.
Perhitungan
manfaat dan biaya ekonomis dari suatu program kesehatan dapat menjadi alat yang
penting, khususnya bagi perencanaan pembangunan ekonomi di negara-negar Asia,
Afrika, dan Amerika Selatan. Untuk negara-negara ini harga yang nyata dari
program-program kesehatan seringkali termasuk juga tekanan akibat prtumbuhan
penduduk dan tidak semata-mata pengeluaran untuk proyek-proyek kesehatan.
Sekarang ini
pembangunan kesehatan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di beberapa bidang.
Namun, perubahan-perubahan dalam derajat kesehatan menyebabkan hambatan dalam
pembangunan ekonomi. Khususnya perkembangan di sektor kesehatan menyebabkan
tingkat kematian menurun, yang kemudian akan menyebabkan pertambahan jumlah
penduduk.
Sementara itu
perbaikan di bidang ekonomi yang sering ditunjukan dengan meningkatnya GNP atau
GNP per kepala, tidak secara langdung meningkatkan pembangunan sektor
kesehatan. Masih banyak sektor lain yang perlu dikaji sehubungan dengan
pengaruh terhadap perkembangan sektor ini. Tampaknya program-program di bidang
gizi yang diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sehingga bila maslah kualitas sumber daya manusia yang
dipentingkan, program-program di bidang ini tidak boleh dilupakan.
B. Pembiayaan
Kesehatan di Indonesia
Secara garis besar sistem perawatan
kesehatan di Indonesia adalah sama dengan kebanyakan negara lain. Belakangan
ini telah dikembangkan program posyandu yang memperluas aktivitas perawatan
kesehatan dasar. Perluasan besar-besaran tersebut secara terinci telah diikutu
dengan jumlah anggaran dan kesulitan manajemen. Problem keuangan tidak
dialirkan khusus dari setiap biaya besar yang duharapkan sehubungan dengan
program pusat kesehatan dan posyandu yang diharapkan menggambarkan nilai uang
yang baik. Tetapi dalam situasi ekonomi seluruh negara sekarang faces couple
dengan mengharapkan biaya lain biaya lain, yaitu bagia teknologi yang tinggi
dari pelayanan kesehatan. Dari 1400 rumah sakit di Indonesia, satu setengahnya
milik swasta, walaupun mereka hanya memasukkan 30% dari tempat tidur yang ada.
Pola pengeluaran dan tren pembiayaan
sektor perawatan kesehatan di Indonesia menunjukan karakter yang kompleks. Arus
dana dalam sektor ini mengalir dari berbagai sumber. Sumber yang paling besar
ialah pemerintah, yang dibayar oleh rumah tangga, sumbangan pegawai untuk
perawatan kesehatan, pekerja dan bantuan asing. Sekitar 35% pengeluaran kesehatan
sumbernya dating dari pemerintah, sedangkan 65% dating dari sumber non
pemerintah termasuk organisasi swasta dan dilur kantong pengeluaran (out of
pocket expenditure). Pengeluaran kesehatan nasional adalah semuaya biaya untuk
perawatan kesehatan individual, biaya administrasi dari progam kesehatan non
profit government, biaya net dari asuransi kesehatan, pengeluaran pemerintah
untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,training, pendidikan di
personel kesehatan, penelitian kesehatan, dan pembangunan fasilitas kesehatan,
perlengkapan. Secara umum pemerintah bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan nasional, yang mana termasuk promosi, pencegahan penyakit, dan usaha
rehabilitasi.
Sumber dana dalam pembiayaan kesehatan
terbagi atas beberapa bagian, yaitu :
a.
Anggaran
Pemerintah Pusat
Sebagian besar
sumber dana adalah anggaran pemerintah pusat, yang dibelanjakan untuk program
kesehatan nasional dan pelayanan kesehatan pemerintah, biaya untuk fasilitas
pelayanan kesehatan umum daan penelitian obat-obatan. Arus dana yang terutama
adalah dari sektor pendapatan pemerintah, yang terutama diperoleh dari pajak
dan pendapatan perusahaan negara.
b.
Anggaran
Pemerintah Tingkat Propinsi
Tiap propinsi dan
kabupaten mempunyai anggaran rutin dan pembangunan, dan juga menerima dana dari
pusat. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk hal yang mencakup biaya
operasional rumah sakit dan jaringan pusat kesehatan. Secara teoritis,
pemerintah propinsi dan kabupaten membayar gaji para personel kesehatan yang prakteknya
dibayar melalui subsidi pemerintah pusat.
c.
Anggaran
Pemerintah Tingkat Kabupaten
Garis dasar operasional pusat
pelayanan kesehatan dan program kesehatan adalah tingkat kabupaten, dalam
bentuk rumah sakit kabupaten, jaringan pusat kesehatan dan pos integrasi yang
dijalankan oleh masyarakat. Gaji tenaga kesehatan telah dibayar olehpemerintah
pusat melalui subsudi kepada pemerintah kabupaten.
d.
Sumber
Pembiayaan Eksternal (dari luar)
Berbagai macam
sumber eksternal anggaran belanja naik baru-baru ini, secara khusus diikuti
penurunan anggaran pembangunan kesehatan pusat, yang mana paling banyak
disumbangkan dari seluruh anggaran pembangunan. Bantuan eksternal menyumbangkan
porsi 3,5% menjadi 32,1% di luar anggaran total dari tiap program kesehatan.
e.
User
Charges (pungutan pemakai)
Indonesia telah mengadopsi system
user charges (pungutan pemakai) untuk pelayanan kesehatan secara umum. Untuk
rumah sakit, struktur pembayaran terdiri dari tiga tarif utama yaitu : tarif
tetap untuk pasien di luar, tarif tetap untuk pasien dalam per hari dan tariff
terjadwal untuk pelayanan kesehatan khusus. Untuk pusat kesehatan dasar user
charge menekankan tariff tetap tiap pengunjung pasien luar yang harus mencakup
konsultasi medis tambah pembah pemberian obat-obatan selama tiga hari.
Pengeluara sektor swasta adalah terutama
dicurahkan untuk pelayanan penyembuhan dengan sebagian kecil termasuk
pendidikan dan training. Rumah sakit swasta dan praktik dokter hanya melakukan
sedikit pelayanan penyembuhan. Tendensi ini adalah yang bisa terjadi di negara
lain dan kesamaannya bahwa aktivitas pencegahan secara rutin di masa mendatang
merupakan tanggungjawab pemerintah. Ada dua sumber utama di sektor swasta.
Pertama, pembayaran langsung melalui perorangan di luar ongkos tarif pelayanan
dan pembelian obat-obatan. Kedua, dengan perusahaan swasta yang besar dan
perusahaan setempat yang menyediakan pelayanan kesehatan langsung kepada
pegawainya.
Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga
tahun 1985, menunjukan bahwa 99,99% dari penduduk telah menderita penyakit. Di
luar jumlah ini 63,6% telah mendapat kesempatan melalui perawatan penyembuhan
11,52% dari semua yang dirawat telah masuk rumah sakit. Dua pertiga dari
penduduk mempunyai pembelanjaan hanya 40% dari seluruh pengeluaran kesehatan
mereka untuk perawatan medis di sektor modern, termasuk pembelian obat-obatan.
Sekarang ini sebagian kecil dari jumlah penduduk masuk dalam program asuransi.
Menteri Kesehatan telah mengeluarkan petunjuk prinsip untuk mengembangkan
asuransi kesehatan yang disebut DUKM (dana masyarakat untuk pelayanan
kesehatan). DUKM adalah konsep dan serangkaian ide untuk meluaskan keterlibatan
masyarakat dalam pembelanjaan melalui mekanisme asuransi kesehatan dan
melengkapi system pelayanan kesehatan agar menjadi lebih efisien dan efektif.
ASKES adalah suatu akronim untuk system
asuransi kesehatan yang terbesar di Indonesia, yang mencakup semua pegawai
pemerintah, dan keluarganya serta pension. ASKES didirikan pada tahun 1968 dan
telah mengalami sejumlah perubahan sejak waktu itu. Saat ini system ASKES dikelola oleh perusahaan pemerintah yang
disebut Perum Husada Bhakti (PHB). Proyek pembiayaan sektor kesehatan akan
membantu PHB dalam melakukan critical review dari programnya dengan suatu
pandangan ke arah peningkatan efisien perbaikan dalam pengiriman biaya
perawatan finance dan akhirnya kecukupan bagi dirinya sendiri dan juga akan
membantu PHB untuk meningkatkan system
informasi manajemen dan training staff mereka.
Organisasi PKTK (program kesehatan pegawai
swasta berdasarkan upah) adalah organisasi yang dikembangkan berdasarkan
kesepakatan bersama antara Menteri Tenaga Kerja dengan Menteri Kesehatan untuk
menyediakan perawatan kesehatan bagi pekerja di sektor swasta bersama keluarganya.
Dana dikumpulkan dari partisipasi perusahaan yang dikelola oleh Menteri Tenaga
Kerja melalui ASTEK, sedangkan penyediaan pelayanan kesehatan dan pengawasan
kualitasnya dikelola oleh Menteri Kesehatan. Penyedianya adalah jaringan
pelayanan kesehatan yang dipunyai salah satu sektor pemerintah atau swasta.
Termasuk pusat kesehatan, rumah sakit uum dan swasta, klinik ibu hamil, praktik
dokter swasta dan sebagainya. Dana sehat
adalah organisasi di tingkat desa yang dimaksudkan untuk mengansurasikan
anggota masyarakat desa kepada perawatan kesehatan primer yang didasarkan pada
filsafat untuk menolong diri sendiri.
C.
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem kesehatan nasional merupakan
suatu sumbangan bagi peningkatan penyelenggaan pembangunan kesehatan khususnya
pembangunan nasional. Disamping itu, system kesehatan nasisonal juga dipakai
sebagai pedoman bagi semua penyelenggara upaya kesehatan di Indonesia
(Suryaningrat,1981).
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan
bahwa tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan
nasional. Dalam GBHN 1988, untuk sub sektor kesehatan telah ditetapkan bahwa:
Pertama, pembanguna kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan
termasuk keadaan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup
serta kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Kedua, pembangunan
kesehatan terutama ditujukan kepada golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Ketiga, upaya perbaikan kesehatan
rakyat ditingkatkan antara lain melalui pemberantasan penyakit menular,
perbaikan gizi, penyediaan air bersih, kebersihan dan kesehatan lingkungan,
serta pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Keempat,
dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kesehatan, perlu terus ditingkatkan
mutu pelayanan rumah-rumah sakit, lembaga-lembaga pemulihan kesehatan,
pusat-pusat kesehatan masyarakat serta lembaga-lembaga kesehatan lainnya.
Kelima, pelayanan kesehatan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasa harus
selalu memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan dalam pelaksanaannya.
Unsur utama dalam pelayanan kesehatan
adalah bagaimana masyarakat dapat menolong dirinya sendiri terutama dalam
pencegahan penyakit, penyembuhan terhadap yang telah terlanjut sakit, peran
serta yang aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatan kesehatan,
dan unsur yang lain adalah diberikannya perhatian khusus terhadap masyarakat di
daerah terpencil, daerah pemukiman baru dan daerah pemberantasan. Sehingga
pembangunan kesehatan diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh penduduk secara
merata dimanapun tempat tinggalnya. Pembangunan jangka panjang bidang kesehatan
merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional yang diarahkan untuk
tercapainya tujuan utama sektor sebagai berikut: Pertama,peningkatan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Kedua,
perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan. Ketiga,
peningkatan status gizi masyarakat. Keempat, pengurangan kesakitan (morbiditas)
dan kematian (mortalitas). Kelima, pengembangan keluarga sehat dan sejahtera
dengan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Pada umumnya digunakan dua indikator untuk
mengukur keberhasilan pebangunan bidang kesehatan yang terdiri dari: Pertama
indicator derajat kesehatan. Indikator ini mencoba mengukur angka harapan
hidup, angka kematian bayi dan status gizi yang diukur melalui presentase berat
badan bayi ketika lahir dan berat badan balita. Kedua adalah indicator yang
berkaitan dengan upaya kesehatan, yang mencoba mengukur keberhasilan
pelaksanaan upaya kesehatan kepada masyarakat. Biasanya digunakan 3 ukuran yang
terdiri dari angka cakupan imunisasi, angka cakupan pertolongan persalinan dan
angka cakupan penyediaan air bersih bagi masyarakat.
3.
KESIMPULAN
Salah
satu faktor yang mempengaruhi produktifitas sumber daya manusia terletak pada
keadaan kesehatannya sendiri. Rendahya tingkt gizi dan kalori bagi penduduk
usia muda di peesaan akan menghasilkan pekerja-pekerja yang kurang produktif
dengan tingkat mental yang agak terkebelakang. Pada kelanjutannya, hal ini akan
menyebabkan produktifitas yang krang tinggi dan mengakibatkan tingkat output
yang rendah. Perbaikan dalam gizi dan kesehatan tenaga kerja akan meningkatkan
efisiensi kerja melalui peningkatan kemampuan individualnya. Rendahnya tingkat nutrisi dan gizi akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara berkembang. Pentingnya
peningkatan kesehatan anak-anak yang diharapkan dapat meningkan pendidikan
mereka. Pengeluaran kesehatan nasional adalah semuaya biaya untuk perawatan
kesehatan individual, biaya administrasi dari progam kesehatan non profit
government, biaya net dari asuransi kesehatan, pengeluaran pemerintah untuk
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,training, pendidikan di personel
kesehatan, penelitian kesehatan, dan pembangunan fasilitas kesehatan,
perlengkapan. Sistem kesehatan nasional merupakan suatu sumbangan bagi
peningkatan penyelenggaan pembangunan kesehatan khususnya pembangunan nasional.
Disamping itu, system kesehatan nasisonal juga dipakai sebagai pedoman bagi
semua penyelenggara upaya kesehatan di Indonesia
4.
DAFTAR
PUSTAKA
Tjiptoherijanto,Prijono
dan Budhi Soesetyo (2008). Ekonomi
Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta
11bet | VntopBet
BalasHapus11bet. com gioco digitale website. 11bet.com. Sports betting. Sports 11bet betting. Online sports 메리트카지노 betting. Sports betting. Football betting. Football betting. Horse racing betting